Mochamad Riszky Blog
SELAMAT DATANG
Saturday, March 14, 2015
Tuesday, March 10, 2015
Perang Jawa "Perang Diponegoro" 1825-1830
creator, Moch. Riszky S 10 Maret 2014
Perang besar di dunia tidak hanya terjadi di daratan
Eropa saja sobat. Pada abad 19, berlangsung perang di jawa, antara 1825 hingga
1830. Untuk menumpas perang ini, sampai-sampai kas Pemerintah Hindia Belanda
terkuras habis. Perang jawa merupakan pertempuran yang terjadi antara pasukan
Beland di bawah pimpinan Jendral De Kock melawan penduduk
pribumi yang dipimpin seorang pangeran Yogyakarta bernamaDiponegoro.
Pangeran
Diponegoro adalah putra Sultan Hamengkubuwono III dari selir Raden Ayu
Mengkarawati-putri Bupati Pacitan. Semenjak kecil, diasuh oleh
neneknya, Ratu Ageng di Tegalrejo. Konflik
Pangeran Diponegoro dengan
Pemerintah Hindia Belanda bermula pada Mei 1825, saat pemerintah kolonial berencana membangun jalan untuk melancarkan ssarana transportasi dan militer di Yogyakarta. Pembangunan tersebut akan menggusur banyak lahan, termasuk tanah milik keluarga besar Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, di tanah leluhur tersebut terdapat makam nenek moyang Pangeran Diponegoro. Untuk menyelesaikan masalah tanah itu, sebenarnya Residen Belanda, A.H.Smisaertmengundang Pangeran Diponegoro untuk menemuinya. Namun undangan itu ditolak mentah-mentah olehnya.
Pemerintah Hindia Belanda bermula pada Mei 1825, saat pemerintah kolonial berencana membangun jalan untuk melancarkan ssarana transportasi dan militer di Yogyakarta. Pembangunan tersebut akan menggusur banyak lahan, termasuk tanah milik keluarga besar Pangeran Diponegoro di Tegalrejo, di tanah leluhur tersebut terdapat makam nenek moyang Pangeran Diponegoro. Untuk menyelesaikan masalah tanah itu, sebenarnya Residen Belanda, A.H.Smisaertmengundang Pangeran Diponegoro untuk menemuinya. Namun undangan itu ditolak mentah-mentah olehnya.
Pemerintah
Hindia Belanda kemudian melakukan pematokan di daerah yang dibuat jalan.
Pematokan sepihak tersebut membuat Pangeran Diponegoro geram, lalu
memerintahkan orang-orangnya untuk mencabuti patok-patok itu. Melihat kelakuan
Pangeran Diponegoro, Belanda mempunyai alasan untuk menangkap Diponegoro dan
melakukan tindakan. Tentara meriam pun didatangkan ke kediaman Diponegoro di
Tegalrejo. Pada tanggal 20 Juli 1825 perang Tegalrejo dikepung oleh serdadu
Belanda.
Akibat
serangan meriam, Pangeran Diponegoro besrta keluarganya terpaksa mengungsi
karena ia belum mempersiapkan perang. Mereka pergi menyelamatkan diri menuju ke
barat hingga ke Desa Dekso di Kabupaten Kulonprogo, lalu meneruskan kearah
selatan sampai keGoa Selarong. Goa yang terletak di Dusun Kentolan Lor,
Guwosari Pajangan Bantul ini, kemudian dijadikan sebagai basis pasukan.
Kemudian,
Pangeran Diponegoro menghimpun kekuatan. Ia mendapat banyak dukugan dari
beberapa bangsawan Yogyakarta dan Jawa Tengah yang kecewa dengan Sultan maupun
Belanda. Salah satu bangsawan pengikut Diponegoro adalah Sentot Prawirodirjo
seorang panglima muda yang tangguh di medan tempur.
Johannes
Van Den Bosch
Selanjutnya
Diponegoro beserta pengikutnya mengunakan strategi gerilya, yakni
dengan cara berpencar, berpindah tempat lalu menyerang selagi musuh lengah.
Setrategi ini sangat merepotkan tentara Belanda. Belum lagi Pangeran Diponegoro
mendapat dukungan rakyat. Awlanya sendiri peperangan banyak terjadi di daerah
barat kraton Yogyakarta sepertiKulonprogo, Bagelen, dan Lowano (Perbatasan
Purworejo-Magelang). Perlawanan lalu berlanjut kedaerah lain: Gunung kidul,
Madiun, Magetan, Kediri, dan sekitar Semarang.
Serangan-serangan
besar dari pendukung Diponegoro biasanya dilakukan pada bulan-bulan penghujan
karena hujan tropis yang deras membuat gerakan pasukan Belanda terhambat.
Selain itu, penyakit malaria dan disentri turut melemahkan moral dan fisik
pasukan Belanda.
Peritiwa
penangkapan Pangeran Diponegoro oleh Nicolaas Pieneman
Belanda
kewalahan menhadapi perlawanan Diponegoro. Hingga akhirnya pada tahun 1827 pemerintah
Hindia Belanda menerapkan setrategi jitu untuk mematahkan perlawanan gerilya
ini. Belanda menerapakan setrategi Benteng Stelsel, benteng-benteng
pertahanan dibangun dan dijaga terus-menerus setelah tentara Belanda berhasil
menguasai daerah yang ditingalkan pasukan Diponegoro. Akibat Benteng
Stelsel tersebut Pasukan Diponegorosemakin terjepit. Akhirnya pada
tahun 1829, Kiai Maja, pimpinan sepiritual pemberontakan berhasil
ditangkap. Kemudian panglima pernagnya satu-persatu menyerahkan diri termasuk
Sentot Prawirodirjo.
Diponegoro
sendiri akhirnya tertangkap di Magelang pada 25 Maret 1830. Penyergapan
diponegoro terjadi saatia menerima tawaran perundingan dari Jendral De
Kock. Rampung perundingan , diponegoro langsung diciduk lalu dibuang ke
Sulawesi penangkapan ini menjadi akhir peranng jawa.
Namun
bagi pemerintah belanda perang melawan Pangeran Diponegara merupakan
pertempuran terberat selama menjajah nusantara. Dalam peranga ini banyak jatuh
korban berjatuhan baik dari pihak Belanda maupun pribumi. Dokumen-dokumen
Belanda menyebutkan ada sekitar 200.000 jiwa rakyat yang terrenggut. Sementara
itu ada 8000-an serdadu belanda tewas. Dari cerita diatas sudah
selayaknya kita bersyukur, dan mengisi kemerdekaan ini dengan pembanguna bangsa
Subscribe to:
Posts (Atom)